Ramadhan hari ke-9
BT! Supervisi keluarga jam 09.00. H-1, supervisor sudah membuat janji ketemu di stasiun depok baru. Tiba-tiba pada hari H jam 8, muncul sms dari supervisor yang mengatakan ditunggu di posko (Kel. Depok). Wah kelabakan semuanya. Aku sendiri sudah mengatur jadwal tiba di sta. depok baru jam 8.30 (30 menit lebih awal dari janji supervisi dengan supervisor). Ibu yang satu ini emang sukanya dadakan kalo bikin janji, walopun sudah disiasati H-1 bikin janji, tetap aja. Mungkin emang beliau ingin sidak, tapi caranya begini?
Sampe di posko, beliau marah-marah. Tidak ada yang standby di posko. Emang karena bila tidak ada janji kami langsung keliling ke lapangan. Tidak ada koordinasi lebih dulu. Kakak2 kelas juga tidak mengkoordinasi dengan baik. Aku sendiri merasa capek mengingatkan kakak kelas tuk koordinasi. Yo wis lah! Pasrah aja...
Selama perjalanan dari posko ke keluarga, pengen menangis rasanya. Tapi harus tetap tenang, agar interaksi dengan keluarga dapat berjalan dengan baik. Agar tidak muncul blocking disana sini.
Tiba di rumah keluarga, sang bapak sudah berangkat bekerja. Untung aku sudah menyiapkan keluarga yang lain untuk disupervisi. Alhamdulillah lancar... Setelah ke keluarga, seperti biasa, kami harus berjalan lagi menyebar kuesioner.. Cuma dapat 1 responden... dengan nyasar-nyasar. Gimana bisa mencapai min. 30 dengan waktu dan tenaga yang terbatas? Apalagi tanpa koordinasi dengan teman-teman.
Terkadang sebagai seorang dosen, kita tidak mau melihat perjuangan mahasiswa yang sudah jungkir balik berusaha menyelesaikan target. Tidak mau mencoba mengeksplore kendala dan perasaan yang dialami mahasiswa. Hanya mengingatkan target, target, dan target. Hanya judgement, judgement, and judgement...
Softskill... Kompetensi mahasiswa yang digembar-gemborkan harus dicapai saat ini. Bagaimana metode yang efektif untuk bisa mencapainya? Bagaimana pula metode yang objektif untuk mengevaluasinya?
Smoga menjadi pelajaran terbaik dalam memahami mahasiswa. :-)
:) pelajaran hidup lagi untuk tidak membales ya nanti he3x mungkin arifnya gini ya, seandainya berposisi seperti si dosen yang mesti memenuhi target mata kuliah mesti selesai :) ....bisa jadi nanti bilang masih indah jadi mahasiswa, tugas selesai..anyels deh hati he3x Ketika kembali ke habitat, udah deh alis langsung naik eh apa kelihatan ya ha3x
BalasHapusalhamdulillah... Insya Allah, pelajaran untuk bisa berempati kepada mahasiswa. So far, mahasiswa menganggap sebagai kakak sendiri :-P Malahan ada yang minta dicariin jodoh tuh. Gimana donk?!?
BalasHapussebagai orang tua, anak, kakak, adik tentu indah bila dijalankan dengan bijak. Tidak beranggapan paling segalanya. Adanya orang tua karena ada anak yang memanggilnya, ada seorang kakak karena ada adik yang memanggilnya. Bisa berjalan beriring untuk saling mengerti, saling membantu. Jika ada rizki untuk menjembatani untuk silaturahim kenapa gak tapi hati2 loh ya jangan malah kebawa hati ha3x :P
BalasHapus