Saudariku….
Apa kabar iman kita hari ini?
Teringat tausiyah seorang ustadz yang mengurai tentang masalah ini terkait rukun iman.
Semua orang beriman hafal rukun iman.
Semua orang beriman, tidak perlu melihat Allah dulu untuk mengimani adanya Allah.
Semua orang beriman juga, tidak perlu melihat malaikat dulu untuk mempercayai adanya malaikat.
Semua orang beriman pun, tidak perlu hafal seluruh isi kitab-kitab Allah untuk meyakini isinya.
Semua orang beriman pun, tak perlu berjumpa dengan rasul-rasul Allah untuk membenarkan kehadiran mereka.
Dan semua orang beriman, tidak perlu merasakan hari kiamat dulu untuk meyakini kebenarannya.
Namun…. Sebagian orang yang menyatakan dirinya beriman mempertanyakan takdir buruk yang bisa dikatakan tidak sesuai dengan keinginannya. Lengkapkah keimanannya?
Mari kita pertanyakan, apakah kejadian buruk yang menimpa kita adalah bentuk rasa benci Allah atau justru rasa sayang Allah kepada hamba-Nya?
Lupakah kita bahwa semua yang tidak sesuai keinginan kita justru yang terbaik di mata Allah? Lebih tepat manakah? Cara pandang manusia atau cara pandang Allah? Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan manusia tidak mengetahui apa2.
Saudariku…
Teringat pesan seorang senior saat pertama kali menempuh perjalanan studi ini.
“Jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain” karena hal ini akan sering menyakitkan hati.
Saudariku,
Ingatkah dirimu tentang kekuatan pikiran? Bila kita melihat sesuai secara negatif, maka akan negative-lah pengalaman hidup kita. Apakah kita ragu akan firman Allah bahwa Allah adalah sesuai dengan pikiran hamba-Nya? Maka marilah kita berhati-hati dengan pikiran kita. Seperti kata seorang ulama yang menasihatkan bahwa masalah sebenarnya bukan terletak pada masalah itu sendiri, tapi bagaimana kita menyikapi masalah itu. Seorang motivator pun mendorong kita untuk selalu berdamai dengan segala macam masalah hidup kita.
Saudariku,
Mari kita renungkan kembali tentang semua ini. Allah mengaruniakan yang terbaik buat diri kita, karena Allah memberikan apa yang kita BUTUHKAN, bukan apa yang kita inginkan.
Hanya untaian kata ini yang bisa aku berikan, semoga menjadi pengingat terutama untuk diriku sendiri. Diri dan doaku selalu menyertai setiap perjuangan kita untuk menempuh segala ujian hidup demi pendewasaan diri sebelum mengemban amanah yang sangat besar setelah kembali berbakti di negeri yang kita cintai.
Hatyai, 28 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar