Senin, 23 April 2007

Wahai hatiku...

Wahai hatiku...


Masihkah engkau tidur,


Masihkah engkau lena,


Masihkan engkau bermimpi,


Jemputlah mata... tataplah,


Ajaklah telinga... dengarlah,


Ungkapkanlah... ridha,


Tanamkanlah... pasrah,


Sematkanlah.... takwa,


Moga kau menerima ketentuan,


Telah digariskan telah disuratkan.


 


Wahai hatiku,


Ketika kepala lemah di lengan,


Hanya kau berbisik kepada Tuhan,


Pandai pula kau membujuknya,


Usahlah kau menangis mata,


Tabah hati menembpu dugaan sekecil ini,


Mengapa kau kesali kehilangan lagi,


Biarkan ia berlalu bersama desiran pagi,


Mentari kan muncul membawa sinar,


Terang bercahaya lagi kudus,


Mencerahkan pikiran


Menyemarakkan hidup.


 


Wahai hatiku,


Usah kau kasih lagha lagi,


Usah kau panggilnya lagi,


Usah kau menyisip irama sedih lagi,


Usah kau merinduinya lagi,


Usah kau mencintainya lagi,


Usah kau mengenanginya lagi,


Seandainya kehadiranmu tidak diindah,


Seandainya ingatanmu sia-sia belaka,


Seandainya rindumu tidak diterima,


Sehingga kasihmu ditertawakan saja.


 


Wahai hatiku,


Aku sedang berbicara denganmu,


Sedang engkau berbicara dengan Tuhanku,


Kau selalu berbolak-balik,


Tiada suatu ketetapan katamu,


Kau selalu menipu mempermainkan keluhuranku,


Kupinta pada-Mu... tetapkan untukku,


Untuk aku tenang dalam kehidupan,


Untuk aku tenang dalam bersahabat,


Untuk aku tenang dalam beribadat,


Untuk senyum dalam hikmah beserta ingat,


 


Wahai hatiku....


Aku selalu membujukmu,


Aku selalu menasihatimu,


Aku selalu membelaimu,


Walau di sini bercambah kuntuman sayang,


Walau di sini merimbunnya pepohon kasih,


Walau di sini semerbak wangian rindu,


Semuanya adalah batu dan palsu,


Kembalilah kau kepada fitrah sucimu,


Berulitlah kau dengan zikrullah


Agar kau kembali tenang bertemu Robbmu.


(Mutiara Amaly)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar