Minggu, 27 Mei 2012

Ta'lim Ngajikhun "Ta'winu rukhul jamaah=membentuk semangat berjamaah"

Masha Allah.... baru pertama kali ikut kajian Islam selama menempuh studi di Negeri Siam ini. Walau dihadiri segelintir mahasiswa sesama penuntut ilmu, diskusi tetap berjalan. Ta'lim diisi dari dua orang brother asal Iran dan diawali dengan fenomena penambahan jumlah muslim di dunia termasuk di Thailand yang berlipat ganda dari Pak Dion. Pertanyaannya sekarang, apakah bertambahnya jumlah muslim ini sejalan dengan bertambahnya kekuatan muslim? Sedangkan musuh-musuh Islam tetap berusaha menyerang secara halus. 

Well, ta'lim diawali dengan pertanyaan awal dari salah satu brother dr Iran itu (saya lupa namanya), "Sekarang masalahnya apa?" Wah, jadi bingung nih. Biasanya kan kalo ta'lim cuma dengerin. Ternyata.... Metode ta'lim yang diterapkan adalah dengan diskusi aktif. Jadi bingung juga dari mana mulainya. Apalagi saya tidak datang padaa pertemuan sebelumnya (ini kelanjutannya-red). Jadinya yang bicara hanya orang-orang tertentu saja hehe....

Pertanyaan stimulan yg dilemparkan adalah mengapa Allah ingin kita berpegang teguh pada tuntunan Allah? Harus selalu on the track (shirathal al-mustaqim). Jawabannya adalah.... apabila sedikit saja ada deviasi (sudut simpangan) dari shirathal al-mustaqim, maka lama-kelamaan simpangannya akan melebar. Hm... belajar untuk tetap berpegang teguh pada buhul (tali) Allah memang menjadi prinsip evaluasi terbaik seberapa menyimpangkah kita?

Hal yang menarik adalah ketika dijabarkan bahwa Islam akan terpecah menjadi 72 golongan, siapakah yang dijamin masuk syurga? Apakah aliran2 tertentu saja? Ulasan menarik yang disampaikan adalah bahwa orang-orang dari golongan tertentu juga kemungkinan ada yang mendapatkan tradisi2 agama dari leluhurnya. Sedangkan ketakwaan hanya Allah yang tahu. Atau mungkinkah kita yang merasa pada Islam yang sebenarnya juga dijamin masuk surga? Wallahu'alam... 

Musuh Islam tidak pernah takut kepada muslim secara individual, namun takut pada persatuan ummat muslim. Muslim harus bertaut secara hati, tidak hanya secara fisik karena tak jarang muslim dekat secara fisik dalam suatu forum or jamaah tapi hati-hatinya saling bertentangan. Bayanganku melayang dalam dunia kerja yang sering kali saling bersinggungan, kadang tidak mau memikirkan keadaan temannya. Misalnya dengan saling melempar pekerjaan, apalagi pada teman yang tak kuasa menolaknya. Na'udzubillah...

Beberapa tips yang diberikan oleh salah satu brother kita ini, yaitu :
1. Find your self
2. Evaluate your self
3. Introduce yourself to Islam again
4. Material and method related to this evaluation
5. Result and check up with Al Qur'an
6. Prepare, plan, program for next action
7. Tawakul
8. Start.
Bila kita cermati, semua berawal dari diri sendiri. 

Jika kita tidak dijamin masuk surga, pantaskah kita menghakimi muslim lain misalnya yang berbeda mazhab dengan kita yang notabe saudara kita? Apakah kita yang sering memberi penilaian negatif pada orang lain itu lebih baik dari orang yang kita negatif? Semoga menjadi refleksi diri yang baik untuk saling menghargai orang lain dengan keyakinannya karena MUSLIM HARUS BERSATU!

"Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan."

Wallahu'alam bishshowab...

2 komentar: